Minggu, 18 Mei 2008

VISI & MISI ADM.PERKANTORAN

VISI :
Mewujudkan siswa yang percaya diri dalam menunaikan kegiatan administrasi perkantoran sesuai dengan dunia usaha / dunia industri yang layak dan padai.

MISI :

1. Meningkatkan kerja sama dengan DU/DI,
2. Diperolehnya performance siswa dan kecakapan administrasi perkantoran yang aktual dan dinamik,
3. Dilaksanakannya pelatihan-pelatihan untuk mencapai prestasi standar kerja,
4. Terciptanya suasana belajar yang kondusif

VISI & MISI AKUNTANSI


VISI :
Terwujudnya tenaga terampil administrasi keuangan yang percaya diri dan mampu memenuhi kelayakan kerja Dunia Usaha pada level pasar kerja.

MISI :

1. Diperolehnya rasa aman dan tentram / damai pada saat belajar
2. Meningkatkan kerja sama kemitraan dengan dunia usaha pada tingkat wilayah,
3. Diperolehnya pekerjaan siswa melalui prakerin,
4. Menata karir dan bimbingan terhadap siswa untuk memenuhi pendidikan lebih lanjut,
5. Mewujudkan pelatihan-pelatihan yang padai dengan DU/DI,




Sabtu, 17 Mei 2008

BIOGRAFI KEPALA SEKOLAH

NAMA : DRS. H. KATMANA DJUARSA, M.M.
TEMPAT/TGL LAHIR : CIAMIS, 11 JUNI 1952
PENDIDIKAN : MAGISTER MANAGEMENT (S2) STIM LPMI
JABATAN :
- KEPALA SMK PGRI 16 (1989 S.D. SEKARANG)
- KEPALA SDN CIPAYUNG 09 PETANG (1992 S.D. 2004)
- PENGAWAS PENDIDIKAN DASAR (2005 S.D SEKARANG)
- DOSEN UNAS JAKARTA (1986 S.D. SEKARANG)
- PENGURUS PGRI PROPINSI DKI JAKARTA (1995 S.D. SEKARANG)

- PENGURUS PPLPT PGRI PROPINSI DKI JAKARTA
- SEKRETARIS UMUM IPSI PANCA SUKMA SILIWANGI JAKARTA
- PENGURUS PONDOK PESANTREN SURYALAYA PERWAKILAN DKI JAKARTA
PENGALAMAN :
- STUDY COMPERATIF SEKOLAH KEJURUAN DI BEBERAPA NEGARA EROPA
- STUDY COMPERATIF SEKOLAH MENENGAH EKONOMI DI BEBERAPA NEGARA KAWASAN ASIA FASIFIK
- STUDY COMPERATIF PENGELOLAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI AMERIKA SERIKAT

VISI & MISI SEKOLAH

VISI :
Terwujudnya SMK PGRI 16 DKI Jakarta yang berwawasan dan berwatak kebangsaan serta berfungsi sebagai pusat kebudayaan yang mampu menghasilkan tamatan terdidik dan terlatih; taqwa, cerdas, trampil, mandiri dan atau sebagai tenaga tingkat menengah sesuai bidang keahliannya untuk turut mengisi tenaga kerja pembangunan serta mendukung pasar kerja global.

MISI :

1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran,
2. Menciptakan masyarakat belajar ( belajar keras dan bekerja keras ),
3. Mengembangkan watak anak didik ( cekatan ), inisiatif, ulet, dan militan. ),
4. Meningkatkan mutu manajemen sekolah,
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas, sarana dan prasarana pendidikan,
6. Meningkatkan kompetensi profesional dan kesejahteraan tenaga kependidikan,
7. Meningkatkan ketahanan sekolah ( 7 K ) sebagai wujud penegakkan wawasan wiyata mandala,
8. Meningkatkan disiplin anak didik dan tenaga kependidikan.

Jumat, 16 Mei 2008


Guru Masa Kini

Apa dah jadi.... Apa dah jadi.....? Banyak berita-berita di dada akhbar mahupun media massa yang lain menceritakan tentang peranan guru yang tiada ternilai dan tidak kurangnya mengisahkan keburukan guru yang bertindak di luar batasan dan norma seorang pendidik. Di mana Khilafnya dan apakah sebabnya. Ummi saya sendiri seorang guru selalu berceritakan tentang akhlak anak-anak masa kini yang pantang ditegur, rosak, manja dan semakin menjadi-jadi. Berbeda pada zaman dahulu kala, apabila anak-anak diantar ke sekolah, ibu bapa memberikan kewenangan sepenuhnya kepada guru terhadap anak-anak mereka asalkan masih wajar dan tidak keterlaluan. Tidak heranlahlah ramai anak-anak yang 'menjadi' pada waktu itu dan hampir tidak kedengaran guru-guru yang mendatangkan masalah. Saling kepercayaan antara guru dan ibubapa menjadi proses pendidikan di sekolah berjalan dengan sempurna. Bedanya hari ini, pelajar-pelajar yang nakal di sekolah pantang ditegur, pantang dirotan, pasti campur tangan ibubapa akan mengeruhkan lagi suasana walhal ternyata teguran guru adalah disebabkan oleh sikap anak-anak mereka. Tidak heranlah kalau dewasa ini sering kedengaran ibubapa melaporkan tindakan guru guru, pelajar sekolah melaporkan tindakan guru dan pelajar-pelajar memukul guru. Tidak dapat dipungkiri ada guru-guru yang kadang-kadang bertindak di luar batasan, sehingga peristiwa beberapa hari yang lalu di Harian Metro di mana guru membanting kursi ke dinding karena tidak tahan dengan kedegilan pelajar-pelajarnya? Salah siapakah sebenarnya, guru atau pelajar itu sendiri. Wallahu a'lam. Pada saya guru umpama ibubapa kita. Setiap teguran mereka ada alasannya tersendiri. Andai kata ada guru-guru muda sekarang yang tidak menghayati arti perjuangan seorang guru, maka tidak mustahil dikatakan bahawa ia juga mungkin dididik oleh guru sedemikian dan kurang penghayatan terhadap perjuangannya sebagai guru. Wallahu a'lam. Semestinya guru adalah insan yang perlu kita hormati sebagaimana kita menghormati ibu bapa kita.